Sambangi PBNU, Mahfud MD Tegaskan Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024

- Jumat, 26 Mei 2023 | 19:42 WIB
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Prof Mahfud MD, sowan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Jumat (26/5/2023). (Foto: Republika.co.id)
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Prof Mahfud MD, sowan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Jumat (26/5/2023). (Foto: Republika.co.id)

ALOWARTA.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Mengkopolhukam) Prof. Mahfud MD menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Uahua Cholil Staquf alias Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.

Mahfud MD menegaskan menolak politik identitas digunakan dalam pesta demokrasi di Pemilu 2024 mendatang.

Menurut Mahfud MD politik identitas merupakan politik yang didasarkan pada upaya menghegemoni kekuasaan melalui identitas primordial sehingga konsep politik seperti itu tidak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang heterogen.

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, PBNU dan PP Muhammadiyah Sepakat Menjaga Harmoni Masyarakat Dari Perpecahan

“Kita harus tolak politik identitas politik, identitas itu artinya politik yang didasarkan pada upaya menghegemoni kekuasaan melalui identitas primordial, identitas primordial itu agama ras suku dan sebagainya," ujar Mahfud MD dikutip Alowarta.com dari Youtube TVNU Televesi Nahdlatul Ulama, Jumat, 26 Mei 2023.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskna konsep politik yang ideal Dengan Indonesia ialah politik inklusif kosmopolit yang terus dikampanyekan oleh Nahdlatul Ulama hingga hari ini.

"Nah itu kita harus tolak (politik identitas) karena kita politik inklusif kosmopolit yang kita anut keislaman kita begitu," ucapnya.

Baca Juga: Partisipasi Peringatan 1 Abad NU, Muhammadiyah Kerahkan Tim Medis dan Ambulance

"Dari dokumen-dokumen sidang-sidang Muktamar NU rapat pimpinan statement-statemen kan pernyataannya itu dan itu yang dibutuhkan oleh Indonesia," tukas Mahfud MD.

Sebelumnya hal yang juga disampaikan oleh Gus Yahya saat menerima kunjungan dari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah bersepakat untuk menolak politik identitas yang dapat memecah belah keutuhan bangsa.

Gus Yahya menambahkan, baik NU dan Muhammadiyah akan lebih mengedepankan seruan-seruan moral yang membuat sejuk di tengah hiruk pikuk tahun politik yang berpotensi menimbulkan perpecahan umat.

Baca Juga: Rais 'Aam PBNU: Nahdliyin Harus Kuat Mental dalam Memasuki Abad Kedua NU

"Untuk itu memang butuh ya butuh kepemimpinan moral, NU dan Muhammadiyah tentu akan berusaha untuk melaksanakan tanggung jawab dengan memberikan keteladanan sikap dengan membuat seruan-seruan terkait dengan moral," ucap Gus Yahya.***

Editor: Ahlan Farki

Sumber: TVNU Televisi Nahdlatul Ulama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X